Wednesday, June 11, 2008

Ketika Privasi Harus Dikorbankan

Membuka tempat usaha di rumah, sekarang ini banyak dilakukan penghuni rumah, baik perumahan kelas maupun perumahan kelas bawah. Banyak dari mereka beralasan membuka usaha di rumah lantaran tidak terlalu banyak mengeluarkan modal untuk tempat dan bisa mengawasi langsung jalannya usaha.

Terlepas dari sudah ada izin usaha atau belum, ketika Anda berkeinginan membuka usaha di rumah, yang patut Anda perhatikan adalah penataan ruang usaha tersebut. Menurut Heru Wicaksono, seorang konsultan arsitektur, ketika Anda membuka usaha di rumah maka ruang usaha tersebut akan menggeser ruang yang sudah ada sebelumnya. Pergeseran ruang lama dan penempatan ruang baru inilah yang harus disesuaikan dengan kondisi lay out denah rumah agar sirkulasi pengunjung yang datang tidak mengganggu privasi pemilik rumah.

Jenis Usaha Menentukan Kebutuhan Ruang
“Untuk pengaturan dan penempatan ruang untuk usaha, Anda harus melihat dulu jenis usaha yang akan dibuat dan karakteristik pengunjung yang akan datang, termasuk frekuensi dan lamanya waktu mereka berada di tempat usaha,” ujar Prima Haris (desainer interior).

Frekuensi kedatangan pengunjung akan berpengaruh pada letak ruang yang akan digunakan. Katakan seorang pemilik rumah memiliki usaha toko kelontong, fotokopi, warung internet, atau wartel, yang pengunjungnya silih berganti datang dengan cepat. Sedapat mungkin, ruang usahanya dibuat terpisah dari area pribadi pemilik rumah dan aksesnya juga berbeda dengan akses pemilik rumah.

Pemisahan akses ini kadang-kadang dilupakan orang. Kebanyakan yang terjadi, akses pintu masuk ke dalam rumah sama dengan akses menuju ke tempat usaha.

Ruang tamu yang dijadikan tempat usaha, contohnya. Usahakan agar di dalam ruang tersebut dibuatkan lagi akses berupa pintu masuk menuju ke dalam rumah. Pembedaan akses ini bertujuan untuk menjaga privasi Anda supaya tidak terganggu.

Lamanya pelanggan yang datang ke tempat usaha juga harus diperhatikan untuk menentukan kebutuhan ruangnya. Hal ini juga terkait dengan jenis usahanya. Ada jenis usaha yang memerlukan ruang tunggu karena orang yang datang harus mengantri dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sebagai contoh usaha tempat praktik dokter yang membutuhkan dua ruang. Satu untuk ruang praktik dan satu lagi untuk ruang tunggu.

Hal ini berbeda dengan usaha yang tidak memerlukan ruang tunggu, terutama usaha yang skalanya kecil. Umumnya, kebutuhan ruangnya hanya satu yang di dalamnya menampung semua aktivitas yang mendukung kegiatan usaha. Tempat usaha jahit, misalnya. Kebutuhan ruangnya hanya satu, tetapi di dalamnya dipisah menjadi beberapa fungsi ruang seperti ruang jahit dan ruang pamer untuk menyimpan hasil jahitan.

Kelengkapan Lain
Yang patut diperhatikan selain penataan letak ruang adalah penyediaan area pelayanan. Sebagai contoh, usaha praktik dokter harus menyediakan kamar mandi untuk pasien yang datang. Kamar mandi tidak perlu dibuat luas (ukuran 1,75 m x 1,5 m sudah mencukupi), yang penting di dalamnya ada kloset dan wastafel. Letaknya hendaknya tidak di dalam ruang privasi pemilik rumah.

Selain kamar mandi, yang perlu diperhatikan adalah area cuci. Ini khusus untuk jenis usaha tempat makan. Peralatan masak dan piring kotor harus dicuci di tempat terpisah dari ruang usaha.

Dengan mempertimbangkan beberapa hal di atas, tempat usaha Anda setidaknya bisa memberikan kenyaman bagi Anda sendiri ketika menghuni rumah dan juga pembeli yang datang.