Sunday, April 13, 2008

Vetsin untuk Pupuk

Tahukah anda, bahwa untuk memupuk tanaman hias dalam pot Anda tak perlu membeli pupuk di toko pertanian? Sebab ada bumbu dapur yang bisa Anda manfaatkan untuk memupuk tanaman hias kesayangan. Bumbu tersebut adalah vetsin.

Caranya, taburkan sedikit vetsin ke permukaan media tanam dan siram dengan air bersih sedikit demi sedikit, hingga terlihat meresap ke dalam media. Ulangi setiap lima hari atau satu minggu sekali.

Bagaimana Membagi Waris Menurut KUH Perdata?

Hubungan persaudaraan bisa berantakan jika masalah pembagian harta warisan seperti rumah atau tanah tidak dilakukan dengan adil. Untuk menghindari masalah, sebaiknya pembagian warisan diselesaikan dengan adil. Salah satu caranya adalah menggunakan Hukum Waris menurut Undang-Undang (KUH Perdata).

Banyak permasalahan yang terjadi seputar perebutan warisan, seperti masing-masing ahli waris merasa tidak menerima harta waris dengan adil atau ada ketidaksepakatan antara masing-masing ahli waris tentang hukum yang akan mereka gunakan dalam membagi harta warisan.

Keluarga Bambang (bukan nama sebenarnya) di Solo, misalnya. Mereka mempunyai permasalahan seputar warisan sejak 7 tahun yang lalu. Awalnya keluarga ini tidak mau membawa masalah ini ke meja hijau tapi sayangnya, ada beberapa ahli waris yang beritikad buruk. Karena itu keluarga Bambang akhirnya memutuskan untuk menyelesaikan masalah ini melalui jalur hukum. Hingga awal tahun 2006, kasusnya masih dalam tingkat banding di Pengadilan Tinggi setempat dan belum ada putusan.

Ilustrasi ini hanya satu dari banyak masalah harta waris yang masuk ke pengadilan. Mengingat banyaknya kasus semacam ini, ada baiknya kita mengetahui bagaimana sebenarnya permasalahan ini diselesaikan dengan Hukum Waris menurut Undang-Undang (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata).

Berhak Mendapatkan Warisan
Ada dua jalur untuk mendapatkan warisan secara adil, yaitu melalui pewarisan absentantio dan pewarisan testamentair. Pewarisan absentantio merupakan warisan yang didapatkan didapatkan berdasarkan Undang-undang. Dalam hal ini sanak keluarga pewaris (almarhum yang meninggalkan warisan) adalah pihak yang berhak menerima warisan.

Mereka yang berhak menerima dibagi menjadi empat golongan, yaitu anak, istri atau suami, adik atau kakak, dan kakek atau nenek. Pada dasarnya, keempatnya adalah saudara terdekat dari pewaris (Lihat Boks 4 golongan pembagian waris).

Sedangkan pewarisan secara testamentair/wasiat merupakan penunjukan ahli waris berdasarkan surat wasiat. Dalam jalur ini, pemberi waris akan membuat surat yang berisi pernyataan tentang apa yang akan dikehendakinya setelah pemberi waris meninggal nanti. Ini semua termasuk persentase berapa harta yang akan diterima oleh setiap ahli waris.

Tidak Berhak Menerimanya
Meskipun seseorang sebenarnya berhak mendapatkan warisan baik secara absentantio atau testamentair tetapi di dalam KUH Perdata telah ditentukan beberapa hal yang menyebabkan seorang ahli waris dianggap tidak patut menerima warisan.

Kategori pertama adalah orang yang dengan putusan hakim telah telah dinyatakan bersalah dan dihukum karena membunuh atau telah mencoba membunuh pewaris. Kedua adalah orang yang menggelapkan, memusnahkan, dan memalsukan surat wasiat atau dengan memakai kekerasan telah menghalang-halangi pewaris untuk membuat surat wasiat menurut kehendaknya sendiri. Ketiga adalah orang yang karena putusan hakim telah terbukti memfitnah orang yang meninggal dunia dan berbuat kejahatan sehingga diancam dengan hukuman lima tahun atau lebih. Dan keempat, orang yang telah menggelapkan, merusak, atau memalsukan surat wasiat dari pewaris.

Dengan dianggap tidak patut oleh Undang-Undang bila warisan sudah diterimanya maka ahli waris terkait wajib mengembalikan seluruh hasil dan pendapatan yang telah dinikmatinya sejak ia menerima warisan.

Pengurusan Harta Warisan
Masalah warisan biasanya mulai timbul pada saat pembagian dan pengurusan harta warisan. Sebagai contoh, ada ahli waris yang tidak berbesar hati untuk menerima bagian yang seharusnya diterima atau dengan kata lain ingin mendapatkan bagian yang lebih. Guna menghindari hal tersebut, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan oleh Anda yang kebetulan akan mengurus harta warisan, khususnya untuk harta warisan berupa benda tidak bergerak (tanah dan bangunan).

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat Surat Keterangan Kematian di Kelurahan/Kecamatan setempat. Setelah itu membuat Surat Keterangan Waris di Pengadilan Negeri setempat atau Fatwa Waris di Pengadilan Agama setempat, atau berdasarkan Peraturan Daerah masing-masing. Dalam surat/fatwa tersebut akan dinyatakan secara sah dan resmi siapa-siapa saja yang berhak mendapatkan warisan dari pewaris.

Apabila di antara para ahli waris disepakati bersama adanya pembagian warisan, maka kesepakatan tersebut wajib dibuat dihadapan Notaris. Jika salah satu pembagian yang disepakati adalah pembagian tanah maka Anda harus melakukan pendaftaran di Kantor Pertanahan setempat dengan melampirkan Surat Kematian, Surat Keterangan Waris atau Fatwa Waris, dan surat Wasiat atau Akta Pembagian Waris bila ada.

Satu bidang tanah bisa diwariskan kepada lebih dari satu pewaris. Bila demikian maka pendaftaran dapat dilakukan atas nama seluruh ahli waris (lebih dari satu nama). Nah, dengan pembagian waris yang dilakukan berdasarkan Undang-Undang maka diharapkan bisa meminimalkan adanya gugatan dari salah satu ahli waris yang merasa tidak adil dalam pembagiannya.

Empat Golongan yang Berhak Menerima Warisan
A. GOLONGAN I.
Dalam golongan ini, suami atau istri dan atau anak keturunan pewaris yang berhak menerima warisan. Dalam bagan di atas yang mendapatkan warisan adalah istri/suami dan ketiga anaknya. Masing-masing mendapat ¼ bagian.

Ayah
Ibu
Pewaris
Saudara
Saudara

B. GOLONGAN II
Golongan ini adalah mereka yang mendapatkan warisan bila pewaris belum mempunyai suami atau istri, dan anak. Dengan demikian yang berhak adalah kedua orangtua, saudara, dan atau keturunan saudara pewaris.

Dalam contoh bagan di atas yang mendapat warisan adalah ayah, ibu, dan kedua saudara kandung pewaris. Masing-masing mendapat ¼ bagian. Pada prinsipnya bagian orangtua tidak boleh kurang dari ¼ bagian

C. GOLONGAN III
kakek
nenek
kakek
nenek

Dalam golongan ini pewaris tidak mempunyai saudara kandung sehingga yang mendapatkan waris adalah keluarga dalam garis lurus ke atas, baik dari garis ibu maupun ayah.

Contoh bagan di atas yang mendapat warisan adalah kakek atau nenek baik dari ayah dan ibu. Pembagiannya dipecah menjadi ½ bagian untuk garis ayah dan ½ bagian untuk garis ibu.

D. GOLONGAN IV
Pada golongan ini yang berhak menerima warisan adalah keluarga sedarah dalam garis atas yang masih hidup. Mereka ini mendapat ½ bagian. Sedangkan ahli waris dalam garis yang lain dan derajatnya paling dekat dengan pewaris mendapatkan ½ bagian sisanya.


TIP
Sebelum melakukan pembagian warisan, ahli waris harus bertanggungjawab terlebih dahulu kepada hutang-piutang yang ditinggalkan oleh pewaris semasa hidupnya.

Saturday, April 12, 2008

Daun Pintu Retak Hilangkan Rejeki

Lain kusen, lain pula daun pintu. Daun pintu yang terbuat dari papan kayu biasanya terbuat dari papan yang disambung, sesuai model pintu itu sendiri. Yang perlu diperhatikan dalam fengsui adalah hal-hal berikut.
- Kayu pintu (baik konstruksi dan papannya) harus baik dan kering agar tidak mudah melengkung. Pintu yang miring atau melengkung akan berdampak negatif bagi keharmonisan dan kelancaran karier.
- Jangan sampai ada retakan pada daun pintu sehingga menampilkan celah dan lubang. Kondisi ini dipercaya akan merusak rezeki.
- Daun pintu yang dibuat dari bahan yang berkualitas, tetapi sengaja dibuat dengan model yang berlubang, adalah buruk menurut Feng Shui.

Bongkar Mezanin Untuk Memperluas Ruang

Sejak awal menempati rumah yang dibeli sekitar tahun 2000 di daerah Cinere, Depok, Jawa Barat, pasangan Asep Saefudin dan Nanda Nurridzki merasa kurang sreg dengan kondisi rumahnya. Maklum, rumah itu belum direnovasi; bangunannya masih asli dari pengembang. Suasana sempit sudah terasa semenjak memasuki ruang tamu.

Setelah satu tahun menetap di rumah yang berdiri di atas lahan seluas 108 m2, Asep dan Nanda berencana untuk merenovasinya. Alasan renovasi, selain untuk mengakomodir kebutuhan ruang karena bertambahnya jumlah anggota keluarga juga untuk menghadirkan kesan lega di dalam rumah.

Mempertinggi Jarak Lantai Dengan Plafon
Untuk mempermudah penataan rumah, Nanda bersama suami kemudian bertemu dengan Ceilano Borndahl Kuropatkin, arsitek yang juga teman Nanda semasa sekolah di Bandung. Setelah berkonsultasi dan melihat langsung rumah Nanda, Beno—panggilan akrab Ceilano—mengambil kesimpulan bawah rumah itu terasa sempit karena adanya mezanin di atas ruang tamu.

Berangkat dari penempatan mezanin yang tidak permanen ini, Beno berencana membongkar lantai mezanin. Alasannya, dengan membongkar mezanin akan didapat ruang yang lebih luas. Selain itu, menurut Beno, penempatan mezanin untuk rumah berukuran kecil tidak terlalu efektif. Penempatan mezanin hanya akan menimbulkan kesan sempit.

Perombakan mezanin merupakan cara termudah untuk memperluas ruangan secara vertikal. Cara ini dipilih karena memperbesar ruangan secara horizontal sudah tidak memungkinkan. Bila dipaksakan maka pasangan ini harus membongkar satu ruangan untuk memperoleh kesan lega pada rumah. Hal inilah yang tidak diinginkan oleh keduanya, karena membongkar ruang berarti ada tambahan biaya.

Setelah lantai mezanin dibongkar, ruang tamu menjadi luas karena jarak lantai dengan plafon menjadi besar. Jarak antara lantai dan plafon justru membuat penghuni lebih leluasa bergerak dan sirkulasi udara pun lancar.

Memisahkan Ruang Privat
Beno tidak hanya melakukan perombakan ruang tamu, tetapi juga melakukan perubahan letak ruang tidur. Dulunya, ruang tidur hanya ada satu dan letaknya bersebelahan dengan ruang tamu. Agar privasi Asep dan Nanda tidak terganggu oleh kedatangan tamu, Beno kemudian membuat dua kamar di area belakang. Satu kamar difungsikan sebagai kamar tidur utama dan satu lagi difungsikan sebagai kamar anak.

Kamar anak sengaja tidak dipisahkan jauh dari kamar tidur utama. Hal ini bertujuan agar Asep dan Nanda bisa mengawasi perkembangan anak mereka.

Dengan beberapa perombakan yang selesai dikerjakan pada akhir tahun 2003 ini, Asep dan Nanda kini merasa nyaman tinggal di rumahnya.

Rumah Menghadap Barat? Jangan Takut

Satu kekurangan rumah yang menghadap barat adalah mendapat serangan sinar matahari pukul 12.00-14.00. Panas dari sinar matahari ini akan disimpan oleh dinding depan rumah dan dilepaskan beberapa saat kemudian. Sampai beberapa jam kemudian, dinding biasanya masih terasa hangat, baik dipegang dari luar rumah maupun dari dalam rumah. Karena itu tidak heran bila pada malam hari, ruang di balik dinding depan ini akan terasa panas. Bagaimana kalau ruang di belakang dinding depan ini adalah ruang keluarga, yang justru “dihuni” pada malam hari dan membutuhkan kenyamanan tingkat tinggi?

Willing Ardian (40)—arsitek alumnus UKI Jakarta—yang memiliki rumah yang menghadap barat memilih untuk mengolah fasad rumahnya. Cara yang ditempuh sangat menarik. Menurut Willing, cara yang paling baik untuk menghindari matahari sore adalah dengan dinding masif; semakin tebal semakin baik. Tapi tentunya, rumah yang fasadnya dipenuhi dinding masif akan terlihat tidak menyerupai rumah dan juga tidak indah. Karena itu Willing mengakalinya dengan cara membagi-bagi fasad menjadi beberapa bagian, dan memberikan perlakuan tersendiri pada setiap bagian. Dari segi bahan, Willing juga banyak menggunakan bahan-bahan alami seperti batu dan kayu.

Dinding Kamar Mandi
Bila mengacu pada foto tampak depan, dinding yang ada di bagian atas kiri adalah dinding kamar mandi. Dinding itu diolah dengan diberi pelapis batu paras jogja warna putih. Batu dipasang dengan cara khusus, ada yang timbul dan ada yang tidak. Bila lampu sorot dihidupkan, akan terbentuk pola bayangan yang dramatis; pada siang hari terbentuk bayangan ke arah bawah, dan pada malam hari terlihat bayangan ke atas.

Dinding Kamar Tidur
Ruang lain yang ada di balik dinding depan ini adalah kamar tidur. Tentu tidak mungkin menerapkan dinding masif pada bidang kamar tidur ini. Karena itu Willing tetap menggunakan kaca pada bidang yang menghadap jalan utama. Tetapi untuk sedikit mengontrol sinar matahari digunakan sistem layer. Di depan kaca ini diberi pelapis kisi-kisi kayu dengan pola horisontal. Dengan cara ini, panas matahari tidak membanjiri kamar tidur, tapi cahayanya tetap dapat menerobos dari sela-sela kisi.

Aksen di Tengah
Untuk aksen, di bagian tengah dinding depan dilapisi batu india slate. Batu ini ditempel pada sebuah bidang memanjang dari lantai 1 sampai lantai 2. Batu bertekstur dengan warna campuran kuning, abu-abu terang, dan abu-abu gelap ini memberikan sentuhan alami pada rumah ini.

Pintu Disembunyikan
Satu masalah lagi kalau rumah menghadap barat, teras menjadi panas dan pintu utama juga terserang sinar matahari sampai sore. Padahal, harusnya teras agak teduh karena fungsinya sebagai ruang peralihan antara ruang luar dan ruang dalam.

Di sini masalah itu diselesaikan dengan membuat teras yang sedikit menjorok ke dalam menyerupai lorong. Dengan bentuk seperti ini, jadi teras adem, pintu utama pun bisa lebih awet karena tidak terpapar matahari terus-menerus.

Bolehkah Kusen Pintu dan Jendela dari Kayu Sambungan?

Ada aturan dalam Feng Shui yang mengatakan bahwa pembuatan kusen pintu dengan bahan yang disambung, dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kehidupan penghuni rumah.

Aturan Feng Shui kuno juga menganjurkan agar peletakan kayu kusen harus sesuai struktur pohon; bagian pangkal kayu harus di bawah dan posisi ini tidak boleh terbalik. Semua persyaratan Feng Shui tersebut sebetulnya bisa dijabarkan secara logika. Apabila posisi batang kayu terbalik—bagian pangkal kayu terletak di atas dan bagian ujung kayu letaknya di bawah—tentu kekuatan konstruksi kusen tersebut akan berkurang saat menopang tekanan.

Selain aturan itu, ilmu Feng Shui juga tidak menyarankan kusen terbuat dari kayu sambungan. Padahal, kusen pintu kadang kala terpaksa dibuat dari bahan sambungan, seperti perbaikan kerusakan akibat rayap yang memakan sebagian kusen. Yang perlu dicermati, sambungan ini bisa diakali agar tidak terlihat dari luar. Misalnya, sambungan ditutup lagi dengan bahan dekoratif atau finishing tertentu.

Mudah Memuai
Kusen pintu yang terbuat dari kayu yang disambung, menjadi pantangan dalam Feng Shui karena kayu kusen ini kekuatannya jadi berkurang. Saat mengalami perubahan cuaca, kusen tersebut akan mudah memuai, menyusut, dan melengkung. Kondisi ini lama kelamaan akan merusak konstruksi pintu, bahkan pintu akan ikut miring sehingga sulit dibuka dan ditutup.

Kusen dan pintu yang miring memiliki masalah tersendiri menurut Feng Shui, misalnya mengganggu kelancaran bidang usaha. Kalau keadaan ini tidak segera dibetulkan, dikhawatirkan akan mengundang kerugian yang bertambah besar.

Kusen Bentuk Lain
Pada kusen model sekarang sering ditambahkan tempelan profil sebagai ornamen. Andaikan ornamen profil kayu tersebut memiliki sambungan, tidak perlu risau, sebab hiasan yang bersifat tempelan tidak termasuk dalam larangan kusen dari bahan sambungan.

Untuk kusen “gendong”—yaitu kusen pintu yang menjadi satu dengan kusen jendela—yang berukuran besar biasanya harus dilakukan penyambungan. Sebaiknya penyambungan dilakukan pada bagian yang di bawahnya ada penyangga, yaitu di bagian kusen jendela. Dengan demikian, bentangan yang berisiko melengkung akan lebih kecil, sehingga tembok tidak mudah retak.

Untuk kusen yang terbuat dari bahan lain (seperti aluminium atau besi), dampaknya sama dengan keterangan di atas. Sebaiknya memang tidak membuat kusen dari bahan sambungan, karena selain mengurangi kekuatan konstruksi, pengaruhnya terhadap penghuni juga kurang baik.

Ayo, Kurangi Sampah!

Kalau belum mampu mendaur ulang sampah atau membuat kompos, kita bisa menekan produksi sampah di rumah. Berikut cara yang diajarkan Harini Bambang, yang menjadi penggerak utama program pengelolaan sampah di Banjarsari, kepada warganya.

1. Bawalah keranjang atau plastik besar saat berbelanja ke pasar.
2. Belilah makanan yang tidak dibungkus plastik.
3. Kurangi kebiasaan menggunakan benda sekali pakai. Gunakanlah benda yang dapat dicuci berulang-ulang.
4. Bagi yang memiliki anak kecil, gunakan pampers (disposal) ketika pergi atau pada malam hari saja.
5. Gunakan kertas seperlunya. Kalau bisa, gunakan kertas pada kedua sisinya.
6. Jangan menghambur-hamburkan makanan. Ambil makanan secukupnya saja.

Plafon Tinggi Menghemat Biaya Renovasi

Ingin menghemat biaya renovasi? Banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya dengan meninggikan plafon.



Rumah di Kompleks Satwika Permai, Jatiasih, Bekasi, ini awalnya hanya dibeli sebagai investasi saja. Sang pemilik malah tinggal di rumah kontrakan di daerah Cipete. Namun, lama-kelamaan biaya perawatan dan biaya-biaya tak terduga lainnya membuat Surya Sinar Saputra Maha dan Artyasti memutuskan untuk menempatinya sendiri.

Surya dan Tyas—panggilan akrab pasangan ini—membeli rumah tersebut tahun 2000 setelah mereka menikah. Namun, rumah ini tak langsung ditempati karena letaknya yang lumayan jauh dari tempat kerja Tyas. Rumah ini pun akhirnya hanya dikontrakkan saja, bahkan sampai 2 kali ganti pengontrak. Namun, setelah sekian lama dikontrakkan, keluarga muda ini akhirnya memutuskan menempati sendiri rumah mereka. Terlebih, sudah dibangun jalan tol yang memudahkan Tyas pergi ke kantor. Sebelum ditempati, mereka pun mendaulat Tutut Sedyastuti, sang adik yang kebetulan arsitek, untuk merenovasi rumah tersebut sehingga jumlah ruang yang dibutuhkan tercukupi. Biaya terbatas yang dimiliki oleh pasangan muda ini tak membuat Tutut mati kutu. Desainnya disesuaikan dengan budget sang kakak, tapi tetap bisa membuat rumah ini tumbuh kelak.



Menghemat Biaya Renovasi
Biaya memang merupakan faktor penentu yang cukup penting saat merenovasi rumah. Kadang kita harus mengalah untuk tidak mendapatkan desain rumah sama persis seperti yang kita inginkan karena terbentur masalah biaya. Seperti halnya yang dihadapi oleh Surya dan Tyas ini.

Pasangan ini merasa bahwa ruangan yang ada di rumah standar yang mereka beli tak akan bisa mencukupi kebutuhan keluarga mereka. Awalnya mereka ingin membuat rumah mereka menjadi dua lantai agar tersedia ruangan saat jumlah angota keluarga mereka semakin bertambah nantinya. Sayangnya, biaya yang mereka miliki saat itu tidak mencukupi untuk membuat rumah mereka langsung menjadi dua lantai. Tutut sang adik yang diserahi tugas untuk merancang ulang rumah ini pun akhirnya mengusulkan untuk membuat plafon yang tinggi untuk mengakali budget yang ada. Alhasil, renovasi yang dilakukan pada bulan Agustus-November 2005 lalu, hanya memakan biaya sebesar 40 juta.

Ruangan yang dibutuhkan oleh Surya dan Tyas adalah dapur, ruang makan, kamar tidur, gudang, kamar mandi, dan tempat cuci. Untuk mendapatkan seluruh ruangan ini ada dua pilihan, yaitu meningkat rumah dengan masih menyisakan sedikit tanah sebagai area “pernapasan”, atau dengan menghabiskan seluruh tanah yang ada. Dari kedua pilihan ini, tentu saja yang pertama sudah tak mungkin lagi, karena biaya yang mepet. Oleh karena itu akhirnya diputuskan untuk menghabiskan lahan yang ada untuk mendapatkan semua ruangan tadi. Namun konsekuensi yang timbul adalah hawa panas di dalam rumah.

Karena itu, Tutut memutuskan untuk membuat plafon yang tinggi untuk mengatasi masalah sirkulasi udara. Tinggi plafon terendah adalah 6 m, sedangkan plafon tertinggi adalah 8 m. Pembuatan plafon tinggi ini jauh lebih murah dibanding biaya meningkat rumah. Ini karena tidak diperlukan pembuatan kolom-kolom struktur untuk menopang ruangan-ruangan di lantai dua

Selain itu dengan plafon yang tinggi ini, kelak saat melakukan renovasi berikutnya, Surya dan Tyas tak perlu lagi membongkar rumah, Mereka cukup membuat lantai dak untuk memisahkan lantai 1 dan 2. Ruangan yang saat ini terdapat di lantai dua hanyalah gudang dan ruang cuci. Kedua ruang ini tak memerlukan banyak penyekat. Untuk menghemat ruang pula, tangga yang digunakan adalah tangga putar yang tidak memakan banyak tempat.



Tak Perlu Lampu Sampai Sore
Selain masalah pengudaraan, ada masalah lain yang akan muncul bila tanah yang ada dihabiskan untuk bangunan. Masalah tersebut adalah masalah pencahayaan alami. Pencahayaan alami ini selain penting dari sisi kesehatan juga bisa menghemat biaya operasional rumah.

Untuk mengakali masalah ini, Tutut pun menggunakan atap transparan di atas ruang cuci untuk memasukkan cahaya sebanyak-banyaknya ke dalam rumah. “Berkat atap transparan ini rumah kami tak memerlukan lampu, bahkan sampai sore hari,” ujar Tyas bersemangat.

Bangunan Hijau, Hemat dan Ramah Lingkungan

Kenaikan harga bahan bakar minyak memukul telak industri properti di Tanah Air. Harga bahan bangunan meroket, sementara daya beli masyarakat semakin menurun. Di tengah keterpurukan ekonomi seperti ini, kita dituntut hidup hemat, bertindak bijak, dan kreatif dalam segala lini kehidupan.

Kenaikan harga bahan bangunan membuat masyarakat yang berniat atau telanjur tengah merenovasi dan membangun rumah dipaksa mengevaluasi kembali rencana atau kegiatan pembangunan rumah yang sedang berlangsung.

Prioritas pekerjaan disusun ulang, utamakan kegiatan yang paling mendesak dilakukan. Penghematan pengeluaran dengan membelanjakan bahan bangunan yang paling diperlukan untuk pembangunan sekarang.

Ramah lingkungan = hemat
Fakta akibat pemanasan global mendorong lahirnya berbagai inovasi produk industri terus berkembang dalam dunia arsitektur dan bahan bangunan. Konsep pembangunan arsitektur hijau menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan.

Desain rancang bangunan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari.

Desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).

Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan. Beberapa jenis bahan bangunan ada yang memiliki tingkat kualitas yang memengaruhi harga. Penetapan anggaran biaya sebaiknya sesuai dengan anggaran biaya yang tersedia dan dilakukan sejak awal perencanaan sebelum konstruksi untuk mengatur pengeluaran sehingga bangunan tetap berkualitas.

Lakukanlah survei terlebih dahulu untuk mencari alternatif bahan bangunan yang bersifat praktis, mampu memberi solusi tepat kebutuhan bangunan, dan ramah lingkungan. Hal ini bisa dilihat mulai dari lama waktu proses pengerjaan, tingkat kepraktisan, dan hasil yang diperoleh.

Bangunan menggunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Beberapa produsen telah membuat produk dengan inovasi baru yang meminimalkan terjadinya kontaminasi lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan optimalisasi bahan baku alternatif, dan menghemat penggunaan energi secara keseluruhan.

Bahan baku yang ramah lingkungan berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan bumi. Beragam inovasi teknologi proses produksi terus dikembangkan agar industri bahan baku tetap mampu bersahabat dengan alam. Industri bahan bangunan sangat berperan penting untuk menghasilkan bahan bangunan yang berkualitas sekaligus ramah lingkungan.

Konstruksi yang berkelanjutan dilakukan dengan penggunaan bahan-bahan alternatif dan bahan bakar alternatif yang dapat mengurangi emisi CO2 sehingga lebih rendah daripada kadar normal bahan baku yang diproduksi sebelumnya.

Bahan baku alternatif yang digunakan pun beragam. Bahan bangunan juga memengaruhi konsumsi energi di setiap bangunan. Pada saat bangunan didirikan konsumsi energi antara 5-13 persen dan 87-95 persen adalah energi yang dikonsumsi selama masa hidup bangunan.

Bangunan hijau
Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.

Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.

Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.

Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).

Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.

Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu bentuk inovatif desain. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan, pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi.

Fungsi setiap ruang dalam rumah berbeda-beda sehingga membuat desain dan bahan lantai menjadi beragam, seperti marmer, granit, keramik, teraso, dan parquet. Merangkai lantai tidak selalu membutuhkan bahan yang mahal untuk tampil artistik.

Lantai teraso (tegel) berwarna abu-abu gelap dan kuning yang terkesan sederhana dan antik dapat diekspos baik asal dikerjakan secara rapi. Kombinasi plesteran pada dinding dan lantai di beberapa tempat akan terasa unik. Teknik plesteran juga masih memberi banyak pilihan tampilan.

Konsep ramah lingkungan dewasa ini juga telah merambah ke dunia sanitasi. Septic tank dengan penyaring biologis (biological filter septic tank) berbahan fiberglass dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari lingkungan, memiliki sistem penguraian secara bertahap, dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat lahan, antibocor atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah dan cepat, serta tidak membutuhkan perawatan khusus.

Kotoran diproses penguraian secara biologis dan filterisasi secara bertahap melalui tiga kompartemen. Media kontak yang dirancang khusus dan sistem desinfektan sarana pencuci hama yang digunakan sesuai kebutuhan membuat buangan limbah kotoran tidak menyebabkan pencemaran pada air tanah dan lingkungan.

Untuk mengantisipasi krisis air bersih, kita harus mengembangkan sistem pengurangan pemakaian air (reduce), penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan air bersih (recycle), dan pengisian kembali air tanah (recharge).

Beberapa arsitek sudah mulai mengembangkan sistem pengolahan air limbah bersih yang mendaur ulang air buangan sehari-hari (cuci tangan, piring, kendaraan, bersuci diri) maupun air limbah (air buangan dari kamar mandi) yang dapat digunakan kembali untuk mencuci kendaraan, membilas kloset, dan menyirami taman, serta membuat sumur resapan air (1 x 1 x 2 meter) dan lubang biopori (10 sentimeter x 1 meter) sesuai kebutuhan.

Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Panel sel surya diletakkan di atas atap, berada tepat pada jalur sinar matahari dari timur ke barat dengan posisi miring. Kapasitas panel sel surya harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan energi listrik setiap bangunan.

Pada akhirnya di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan krisis ekonomi sekarang, cara pandang merencanakan atau merenovasi bangunan sudah harus mulai diubah. Bagaimana menghadirkan bangunan yang hemat (bahan bangunan, waktu, tenaga) yang berujung pada penghematan anggaran biaya dengan tetap menjaga kualitas dan tampilan bangunan, serta ramah lingkungan. Selamat mewujudkannya.