Saturday, July 5, 2008

Tiruan yang Tak Kalah Antik

Furnitur antik hasil ulang atau repro banyak ditemui di Jakarta dan kota-kota besar lain. Keberadaannya berawal dari permintaan masyarakat yang tinggi pada furnitur antik. Karena kursi, lemari, meja, dan furnitur antik lain semakin sulit didapat. muncullah permintan furnitur antik repro.

Harga furnitur antik memang selangit. Sebuah lemari antik yang asli itu ada yang sampai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Bandingkan dengan yang repro, hanya sekitar Rp10juta - Rp15juta, atau yang ukuran kecil lebih murah lagi, Rp1juta - Rp2jutaan. Tentu tergantung ukuran dan model.

Kini furnitur antik repro makin banyak dilirik konsumen. Pertama, karena harganya yang miring. Kedua, kualitas dan tampilannya tidak kalah menawan dibanding yang asli. Walau begitu, Anda harus jeli memilih. Tak jarang penjual furnitur repro meyakinkan Anda bahwa barang itu antik asli. Padahal kan sebaliknya.

Bagi kalangan yang mengidamkan furnitur berdesain antik, kehadiran furnitur repro tidak terlalu dipersoalkan. Yang penting adalah tampilan yang mendekati aslinya. Persoalannya adalah bagaimana memilihnya agar tidak terkecoh.

Sebenarnya, yang asli dan yang repro dapat dibedakan dari berbagai segi. "Dari segi harga, furnitur repro mempunyai standar rentang harga tertentu, sedangkan yang antik mengikuti selera dan kelangkaan barang," jelas Suryadarma, pembuat sekaligus pedagang furnitur repro di Tirta Kencana Art Shop Ciputat, Jakarta Selatan.

Yang agak sulit adalah membedakan tampilan fisiknya. Ketika menyambangi toko furnitur antik, umumnya kita terkecoh dengan tampilan furnitur repro. Memang hal ini bisa terjadi karena sebagian besar material furnitur repro berasal dari kayu-kayu tua. Dengan sedikit sentuhan, material-material digabungkan menjadi sebuah lemari atau kursi bergaya antik.

Jika tak ingin terkecoh, Anda harus betul-betul mengenal bentuk furnitur antik yang asli. Namun jika Anda menyukai furnitur repro, tak masalah dengan keberadaannya itu, bukan? Hanya pastikan Anda pintar menawar.