Thursday, July 3, 2008

Hangatnya Tempat Tidur Etnik

Apa yang diperlukan kamar tidur bukanlah sekadar ranjang dan lampu temaram. Itu jika kita hendak membuat kamar tidur sebagai ruang istirahat, yang bukan sekadar tempat tidur. Kamar tidur dapat dibangun dalam suasana yang dekat dengan kesukaan dan kecintaan pemiliknya. Dengan begitu, setiap kali ke kamar ada perasaan "pulang" kembali ke peraduan.

Tampaknya hal itulah yang diniatkan benar oleh pemilik kamar tidur ini. Aksen etnik plus antik hadir dengan apik karena kedua unsur itu adalah kecintaan pasangan suami-isteri sejak lama.

Ranjang tua dari kayu jati buatan tangan-tangan terampil seolah menyapa dengan hangat berkat sentuhan bed sheet yang serasi. Jendela terbuka di sisi kiri ranjang menerbangkan bau harum dedaunan dari taman samping rumah.

Kamar tidur ini memilih organisasi ruang yang linear. Pintu dua daun menjadi akses ke ruang tidur yang terdiri atas tiga area. Ketiganya adalah area tidur, area mandi dan berdandan, serta area kerja (kini difungsikan sebagai tempat ganti pakaian dan kamar tidur tambahan).

Masing-masing area mempunyai bukaan jendela yang cukup sehingga lumayan terang tanpa bantuan lampu sekalipun. Hanya bagian lorong yang agak temaram. Hal ini teratasi oleh penggunaan penerangan buatan.

Tentu saja tidak seluruh ruang tidur harus berlanggam etnik dan antik. Kamar mandi tetap menggunakan material modern, misalnya shower dan bath up. Demikian pula dengan lantai yang menggunakan marmer coklat muda. Finishing seluruh furnitur yang menggunakan warna pelitur natural menambah kesan hangat pada ruangan.