Tuesday, May 13, 2008

Membersihkan Coretan pada Dinding

Saat si kecil sudah mulai belajar menulis, tembok rumah akan penuh dengan coretan hasil karyanya. Jangan khawatir, ada cara mudah untuk membersihkannya. Untuk menghilangkan noda tinta gunakan lap bersih yang ditetesi dengan sedikit alkohol. Gosokkan ke bagian dinding yang bernoda.

Jika noda coretan berasal dari krayon, hilangkan dengan menggunakan WD 40 Lubricant (tersedia di swalayan bagian perlengkapan mobil). Semprotkan ke dinding yang bernoda, lalu lap dengan kain bersih. Lap kembali dengan menggunakan kain yang lebih lembut, yang telah diberi sedikit air hangat dan sabun cair. Gosok dengan arah memutar. Dinding rumah Anda akan bersih kembali.

Mempercantik Tempat Tidur dengan Runner

Sebagian besar dari Anda pasti sudah mengenal bahkan mungkin sudah menggunakan runner sebagai elemen interior Anda. Taplak meja yang sedang “in” ini bentuknya panjang (bahkan seringkali sampai menjuntai di kedua sisi meja), dan tak terlalu lebar.

Umumnya, runner digunakan untuk menutupi meja tamu, meja makan, atau meja console. Tapi ternyata runner dapat pula digunakan untuk mempercantik tempat tidur Anda. Contohnya bisa Anda lihat pada gambar yang kami tampilkan di sini. Kedua tempat tidur itu telah ditutupi dengan bed cover, namun masih terlihat pucat dan datar.

Untuk menyegarkan tempat tidur yang pucat sekaligus sebagai aksen, digunakanlah runner yang panjangnya melebihi lebar tempat tidur, sehingga sedikit menjuntai ke bawah. Untuk warna, dipilih yang senada dengan warna dasar bed cover atau bisa juga disesuaikan dengan warna dominan pada kamar. Hasilnya, tempat tidur pun tampak lebih hidup dan berwarna.

Monday, May 12, 2008

Memanfaatkan Sisa Lahan Belakang untuk Teras

Mempunyai sisa lahan di belakang rumah merupakan hal yang sangat diidam-idamkan oleh setiap orang. Umumnya, mereka tidak mempunyai lahan belakang karena sudah dihabiskan untuk dijadikan ruangan tambahan.

Bagi Anda yang memiliki lahan sisa di belakang, usahakan jangan dibiarkan begitu saja. Anda bisa membuat teras belakang dengan memanfaatkan lahan sisa ini. Berdasarkan penempatannya, teras di belakang rumah ini merupakan ruang yang fungsinya hampir sama dengan ruang keluarga.

Penutup Atap Struktur Kantilever
Agar terkesan ringan, penutup atap teras ini menggunakan struktur kantilever. Kelebihan struktur ini adalah tidak membutuhkan tempat yang luas untuk tumpuan strukturnya karena tumpuan kantilever hanya pada satu sisi.

Ada dua perkuatan yang digunakan untuk tumpuan stukturnya. Satu berada pada rangka atap yang dibaut ke dinding, dan kedua berada pada kekuatan tali baja yang dikaitkan dengan rangka atap dan dinding.

Tali baja sebaiknya disangkutkan pada rangka atap dengan jarak lebih dari setengah bentangan rangka dan kalau bisa sampai ujung rangka. Jarak yang jauh ini bertujuan agar atap tidak mudah melengkung ke bawah.

Karena bagian belakang rumah ini menghadap ke barat maka perlu diperhatikan juga besar penampang penutup atapnya sehingga ketika sore hari sinar matahari masih terhalang oleh penutup atapnya.

Pemilihan Material
Hendaknya pemilihan material untuk elemen dinding, lantai, atau penutup atapnya dipehatikan agar ketika berada di dalamnya Anda merasa nyaman. Sebaiknya material lantai dipilih yang tidak licin. Hal ini mengingat teras berada di luar ruangan sehingga rentan terkena air.

Demikian juga dengan material penutup atapnya. Agar terkesan tidak gelap, Anda bisa menggunakan material atap transparan seperti polikarbonat.

Gebyok untuk Penutup Dinding

Gebyok adalah bagian dari rumah adat khas Kudus. Wujudnya berupa dinding knock down plus sepasang daun pintu. Sejatinya, dinding ini dibuat knock down untuk memudahkan pemilik rumah saat mengadakan hajatan. Jaman dahulu, ketika penggunaan gedung pertemuan belum begitu umum, masyarakat lazim mengadakan hajatan di rumah, sehingga mereka butuh ruangan yang lega untuk menampung tamu-tamu yang datang. Dinding yang bisa dibongkar pasang akan memudahkan pemilik rumah untuk menyediakan ruangan yang luas.

Pada taman ini, gebyok digunakan sebagai penutup dinding taman belakang. Hasilnya, taman terkesan lebih luas karena pemakaian gebyok menciptakan ilusi adanya ruangan di balik pintu. Warna-warni cat pada gebyok juga menambah semarak taman yang didominasi oleh hijaunya tanaman hias daun.

Ukiran yang menghiasi gebyok ini termasuk ke dalam langgam ukir Jawa Timuran. Detil ukirannya tidak serumit ukiran dari Solo atau Jepara. Pemilihan cat duco sebagai bahan pewarnaan memudahkan perawatan, karena relatif lebih tahan cuaca dan terik matahari dibandingkan lapisan melamik atau pelitur.

Rumah Panggung Modern

Beberapa saat setelah tiba di kediaman keluarga Santoso W. Reksoprodjo (35) di daerah Pejaten, Jakarta Selatan, Tabloid RUMAH langsung diajak ke lantai atas, melalui tangga yang ada di bagian depan rumah. Mengapa tidak ke lantai bawah lebih dulu?

“Inilah konsep dasar rumah panggung. Di sini, kami melakukan kegiatan utama di lantai atas,” jawab Santo—panggilan akrab Santoso W. Reksoprodjo. Konsep bertinggal seperti ini umurnya sudah tua sekali. Dulu, nenek moyang kita membuat struktur yang dinaikkan karena beberapa alasan—seperti menghindari binatang buas dan mencegah kelembaban (terutama pada lingkungan berair). Pada rumah panggung modern milik Santo, arsitek sekaligus pemilik rumah ini, Anda dapat menyaksikan bagaimana konsep rumah panggung tradisional diterjemahkan dalam bangunan modern.

Seperti rumah pada umumya, sebelum memasuki ruang tamu/keluarga, terdapat teras yang terbuka dan asri (di lantai atas). “Saya biasa menerima tamu di teras ini,” ujar Santo. Ruang-ruang yang ada di lantai atas adalah ruang tamu/keluarga, ruang makan, ruang tidur, dan kamar mandi. Lantai bawah dimanfaatkan untuk ruang servis, garasi, kamar anak, dan ruang makan. Arsitek yang berkantor di daerah Tebet Jakarta Selatan ini melanjutkan, “bedanya dengan rumah tradisional—yakni melakukan kegiatan memasak di lantai atas—saya meletakkan dapur di bawah untuk alasan keamanan, jadi tidak boleh ada api di lantai atas.”

Konstruksi Panggung
Konstruksi panggung adalah warisan budaya dalam membuat bangunan dari nenek moyang kita. Tengoklah rumah tradisional di Sumatera, Kalimantan, atau Sulawesi, rata-rata berupa rumah panggung. Konstruksi yang “diangkat ke atas” seperti ini menuntut penggunaan struktur yang ringan. Santo memilih besi hollow sebagai kolom dan balok utama dengan bentang maksimal 5 m dan sambungan antarbesinya dilas. Ia berkomentar, “paling baik sebenarnya adalah sambungan dengan baut, tapi di sini saya hanya mengelasnya.” Sambungan dengan baut membuat konstruksi tidak kaku sehingga apabila terjadi gempa, bangunan tidak akan rubuh tapi mengikuti arah gerakan. Sedangkan untuk atap, digunakan struktur atap baja yang dilapis dengan kalsiboard.

Struktur antigempa juga ditemui pada struktur bawah. Santo menggunakan pondasi umpak/setempat dari beton bertulang pada tiap kolom. “Tidak perlu sloof karena saya tidak memakai dinding bata sehingga beban bangunan tidak berat,” jelas Santo. Lantai atas tidak seluruhnya di-dak, hanya di bawah teras, kamar mandi, dan tempat AC. Sebagian besar struktur lantai atas menggunakan balok-balok kayu berjarak 60 cm dan dilapis multipleks 2 cm.

Ademnya Tinggal di Rumah Tropis

Prinsip desain yang diterapkan pada rumah ini dapat menciptakan sistem udara alami yang ideal.

Ada 3 prinsip desain yang saling mendukung terciptanya sistem pengudaraan alami pada rumah ini, yakni penerapan model atap bertingkat, bukaan yang tepat (seperti letak jendela, lubang ventilasi, dan klerestori), dan ruang-ruang ber-void. Simak bagaimana prinsip-prinsip ini saling “bekerja sama”.

Memakai Sopi-sopi
Rumah ini terdiri dari 3 lantai; lantai 2 dan 3 berupa mezanin (sebagian lantai di bagian depan dihilangkan). Setiap lantai mezanin diberi atap sehingga bentuk atapnya bertingkat. Model seperti ini bertujuan memudahkan dibuatnya bukaan untuk mengalirkan udara. Setiap atap panjangnya dilebihkan untuk menghindari tampias karena adanya bukaan-bukaan.

Struktur utama atap bertingkat ini menggunakan dinding sopi-sopi beton. Sebenarnya kuda-kuda atap kayu atau baja juga bisa digunakan, namun sopi-sopi dipilih karena plafon interior dirancang mengikuti kemiringan atap. Penggunaan sopi-sopi diharapkan dapat memberikan kesan bersih dan luas.

Karena ada klerestori (jendela dekat atap), maka perlu ada balok melintang tambahan untuk menopangnya. Atap lainnya adalah atap tambahan atau teritisan berupa struktur balok konsol, misalnya pada balkon atau jendela di lantai bawah.

Meletakkan Lubang Ventilasi
Prinsip mengalirkan udara di rumah adalah adanya ventilasi silang yang dapat dicapai dengan meletakkan bukaan-bukaan yang saling berseberangan dan berbeda ukuran. Cara tersebut dapat menciptakan perbedaan tekanan sehingga udara bisa mengalir (prinsip terjadinya angin).

Pergerakan udara di rumah ini didesain agar bisa mengalir secara horizontal maupun vertikal. Aliran horizontal terjadi karena adanya jendela dan lubang-lubang ventilasi yang letaknya saling berseberangan di dua sisi dinding. Selain itu, ada pula klerestori, yaitu jendela yang terletak di bagian atas dinding yang menempel tepat di bawah atap. Setiap lantai memiliki bukaan, semuanya dinaungi oleh teritisan atap agar tidak tampias.

Membuka Sebagian Lantai
Andrieansjah, arsitek rumah ini, menyatakan, perlu ada void untuk mengalirkan udara secara vertikal. Void dapat terbentuk karena sebagian lantai di lantai 2 dan 3 dibiarkan terbuka (lantai mezanin). Perpaduan void dan klerestori bisa membuat udara panas yang masuk ke dalam ruang dapat terangkat ke atas (melalui void) dan keluar melalui klerestori (seperti proses aliran udara pada cerobong) sehingga udara di dalam jadi lebih dingin.

Selain untuk mengalirkan udara, void berguna untuk memasukkan cahaya alami yang diteruskan sampai ke lantai bawah. Efek dari hilangnya sebagian lantai ini juga menciptakan suasana yang luas dan terbuka.

Cara Praktis Membuat Rumah Usaha

Berawal dari sering merancang baju sang mertua, akhirnya Anita membuka usaha mendesain pakaian wanita. Menantu dari pemain sinetron Ida Kusumah ini memang lulusan sekolah desain Susan Budiharjo. Setelah lulus, Anita mulai merancang baju-baju untuk Ida Kusumah, dan hasil rancangan yang dikenakan sang mertua itu banyak disukai teman-teman sesama artis. Akhirnya, berkat dukungan dari sang mertua, pada tahun 2003 Anita mulai membuka jasa menjahit di Serpong.

Selain menerima jahitan, Anita juga melayani jasa konsultasi bagi orang yang masih bingung dengan baju yang akan dikenakan pada suatu acara. Untuk itulah Anita memerlukan ruangan yang luas untuk menerima tamu atau pelanggannya. Langganannya kini sudah cukup banyak; tapi kadang-kadang mereka lebih suka Anita yang datang ke rumah mereka untuk mengukur dan mengepas baju.

Memindahkan Dapur, Membongkar Kamar
Rumah yang terletak di Villa Melati Mas ini, awalnya memiliki dua kamar tidur dan dapur yang terletak di bagian depan rumah. Susunan ruangan seperti ini membuat Anita tidak leluasa mengerjakan pekerjaannya. Oleh karena itu dia memutuskan untuk merombak rumahnya, dari dua kamar mejadi satu kamar. Selain itu, dapur yang terletak di depan dipindahkan ke bagian belakang.

Ruangan bekas kamar tidur ini digunakan Anita sebagai ruangan untuk mendesain dan berkonsultasi dengan pelanggannya. Agar ruangan tak terlihat penuh dan berantakan, Anita hanya meletakkan sebuah meja kaca dan dua buah kursi. Di kanan-kirinya terdapat contoh-contoh pakaian rancangannya.

Ruangan yang awalnya dapur kini dimanfaatkan untuk menerima tamu sekaligus memajang karya-karyanya yang merupakan pesanan kliennya. Biasanya karya yang dipajang di sini adalah karya yang unik dan tidak biasa.

Memanfaatkan Tanah Sisa
Jumlah pekerja yang kini dimiliki oleh Anita lebih kurang 15 orang, termasuk tukang jahit dan tukang bordir. Namun, mereka masih bekerja di tempat yang terpisah dari rumah Anita. Ini karena rumah sang perancang saat ini belum memungkinkan untuk dipakai sebagai workshop.

Karena itu, ke depannya Anita ingin memanfaatkan tanah sisa yang cukup luas di rumahnya menjadi sebuah workshop. Sehingga jika ada pesanan, Anita tak perlu lagi repot membawanya ke workshop yang terpisah dari rumahnya.

Membuat Wajah Rumah Tampak Bersih

Berkat anaknya yang kuliah di jurusan arsitektur, Rusmiati Laing dan Ahmad Laing akhirnya bisa merenovasi tampak depan rumah mereka dengan biaya minim, tapi tetap mendapatkan hasil maksimal.

Pasangan Ambon-Palembang ini sangat ingin merenovasi tampak depan rumahnya. Namun, mereka tak memiliki ide yang tepat. Mereka mengonsultasikan hal ini dengan anak mereka yang kebetulan mengambil jurusan Arsitektur dan sedang senang-senangnya mendesain. Akhirnya didapatlah ide yang tepat dan cocok dengan keinginan mereka. Renovasi mereka lakukan tahun 2003, bersamaan dengan penggantian keramik interior rumah. Biaya yang mereka habiskan untuk renovasi ini pun tak banyak, lebih kurang Rp 14 juta.

Penyederhanaan Tampak
Setelah direnovasi, tampak depan rumah Rusmiati sebenarnya tak terlalu banyak berubah. Hanya saja tampak depan dulu memiliki lebih banyak ornamen yang membuat rumah mereka tampak sumpek. Pagar yang berukir dan bentuk pintu-jendela yang terkotak-kotak terlihat kurang serasi. Hal itu juga membuat tampak depan rumah terlihat tidak rapi. Rusmiati ingin tampak depan rumah mereka lebih simpel dan selaras. Akhirnya, saat mereka mengganti keramik bagian dalam rumah dimulailah renovasi itu.

Agar jalan di depan rumah terlihat menyatu dengan halaman, dibuat ramp yang menutupi bagian atas selokan yang tepat berada di depan rumah mereka. Hal ini juga membuat halaman rumah terlihat lebih luas. Carport yang semula hanya bisa menampung satu mobil sudah tak bisa memenuhi kebutuhan mereka, karena itu taman pun dipangkas setengahnya untuk dijadikan carport yang lebih luas. Carport ini bisa dijadikan tempat mengobrol saat tidak ada mobil. Di bawah jendela depan rumah sengaja dibuat semacam tempat duduk kecil untuk tempat bersantai. Taman tetap dipertahankan dengan sisa tanah yang ada untuk menjaga agar rumah tetap terlihat asri. Karena taman lebih menyempit, ibu satu ini pun menggunakan pot-pot tanaman agar bisa menghemat tempat.

Jendela yang semula terkotak-kotak oleh pengusaha properti ini diubah menjadi jendela biasa yang sederhana. Bukaannya diubah dari bukaan ke depan menjadi ke samping. Ini karena bukaan ke depan dirasa kurang maksimal memasukkan udara. Pagar diubah menjadi pagar simetris yang sederhana.

Material yang “Bersih”
Awalnya, di bagian depan rumah ini akan dibuat semacam tirai air yang mengalir dari atas melewati dinding hingga ke bawah. Agar suasananya lebih asri, dipilih dinding yang terletak di depan taman. Akan tetapi, karena terbentur waktu dan biaya, tirai air pun batal dibuat. Agar dinding tidak kosong, sang anak mengusulkan menempelkan keramik di dinding. Keramik pun ditempelkan secara diagonal agar terlihat berbeda. Penggunaan keramik berwarna cerah membuat dinding tampak bersih. Untuk membersihkannya pun lebih mudah dibandingkan jika dinding hanya dicat.

Selain itu, carport yang luas diberi finishing keramik warna terang sehingga terlihat bersih dan cerah. Dengan penggunaan warna cerah ini, carport juga terlihat lebih luas.

Pintu Masuk Pejalan Kaki
Pagar yang baru dibuat sedikit lebih rendah dari pagar lama. Ini karena mereka ingin rumahnya memberi kesan welcome kepada para tamu yang berkunjung. Mereka juga tak menutup pagarnya dengan fiberglass agar tidak mengganggu keindahan desain pagar.

Pintu gerbang yang terletak di bagian depan carport sering tidak bisa digunakan untuk masuk keluar penghuni dan tamu karena panjang mobil terlalu mepet dengan pagar. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah pintu kecil di depan taman yang khusus digunakan untuk akses penghuni dan tamu.

Sunday, May 11, 2008

Amankan Rumah dengan Hati Tetangga

Jika kita perhatikan berbagai pemberitaan di media cetak atau elektronik, kita akan mendapatkan sebuah kenyataan yang mengejutkan. Begitu besarnya angka kriminalitas berupa pencurian dan perampokan, bahkan disertai pembunuhan pada berbagai kompleks perumahan. Apa sebenarnya yang sedang terjadi?

Ada beberapa masalah—dalam pandangan penulis—yang berhubungan erat dengan masalah kriminalitas di perumahan. Salah satunya berhubungan dengan pola pemukiman dan cara bermasyarakat.

Kisah Maling di Kampung
Sebagai orang yang besar di lingkungan perkampungan, penulis masih ingat sebuah kejadian semasa kecil dulu. Suatu ketika, 3 orang perampok yang masuk ke rumah warga dan mencuri sejumlah perhiasan dan barang elektronik. Sang pemilik rumah bernasib baik, salah seorang penghuni rumah terbangun dan berteriak memanggil warga. Karena rumah antarwarga relatif dekat, warga mendengar panggilan tersebut dan segera keluar. Tak sampai 15 menit seluruh maling sudah tertangkap dan diserahkan kepada pihak yang berwajib.

Kisah ini mengajarkan betapa pentingnya interaksi sosial antarwarga, bentukan pemukiman, dan pengaruhnya terhadap antisipasi kawasan tersebut terhadap kriminalitas. Pada perkampungan atau daerah perumahan yang sederhana, ada kehidupan yang dekat dan saling memiliki.

Lingkungan Individualis
Pada sebagian besar kompleks perumahan di kota besar, kita akan mendapati sebuah lingkungan yang sama sekali berbeda. Antartetangga yang bersebelahan rumahnya banyak yang tidak saling mengenal karena sibuk dengan aktivitas masing-masing. Kita bahkan tidak sempat menyapa, apalagi mengetahui nama anak-anak tetangga. Dalam lingkungan seperti ini biasanya masalah keamanan diserahkan kepada satpam yang menjaga gerbang kompleks.

Berbeda dengan di kampung, seorang warga tidak akan peduli ketika ada orang asing masuk ke rumah tetangganya. Bagaimana mau sadar jika dia tidak tahu siapa tetangganya? Itulah sebabnya, pada salah satu kompleks menengah atas di dekat rumah penulis, angka kriminalitas begitu tinggi. Meskipun banyak satpam yang menjaga kompleks, namun hampir setiap minggu bisa terjadi pencurian kendaraan. Bahkan sebuah kendaraan yang sedang dicuci pun dapat hilang karena lengah dijaga oleh pemiliknya.

Banyak solusi ditawarkan seperti pemeliharaan anjing maupun penyewaan hansip, tapi selain kadang kurang efektif, solusi ini memerlukan biaya atau perawatan yang tidak kecil. Penulis lebih melihat pengamanan dengan memelihara penjagaan di hati tetangga sebagai suatu metode yang jauh lebih baik, setidaknya lebih murah dengan manfaat yang luar biasa.